Selasa, 09 Desember 2014

KRL Asli Buatan INDONESIA

      Hallo selamat datang kembali di blog ane. Blog yang isinya apa aja yang penting asik dibaca. Oke sekarang ane mau nunjukin 2 Krl asli buatan Indonesia tercinta nih gan. Mau liat? Ayo ngacir ke TKP....



KFW I-9000



     Kereta Rel Listrik i9000 atau yang lebih dikenal sebagai KRL Inka-Bombardier atau KRL KFW adalah Kereta rel listrik AC produksi PT Inka, Madiun yang mulai beroperasi di lintas Jabodetabek atau Daerah Operasi 1. KRL ini dibeli oleh Kementerian Perhubungan Indonesia (Kemenhub) sebanyak 40 unit, dan disponsori oleh bank milik Pemerintah Federal Jerman, yakni Kreditanstalt für Wiederaufbau (KFW), yang namanya diidentikkan dengan KRL ini. PT Inka menggandeng Bombardier AG membangun KRL ini dan rampung pada tahun 2011. Total ada 40 unit (10 rangkaian) berformasi 4 kereta mulai diboyong dari pabriknya, Madiun ke Jakarta dan melalui serangkaian ujicoba untuk melihat performa dan kehandalannya.
Maka, mulai awal tahun 2013, KRL dengan bentuk mirip dengan KRL-I ini menjalani ujicoba operasi sebelum berlanjut untuk dioperasikan saat ini.

Keunggulan KRL KFW i9000
     Hendy Indratno Adji juga mengatakan bahwa KRL yang dibanderol seharga Rp 48 miliar per trainset (1 trainset terdiri dari 4 gerbong) ini, bisa tahan ketika menghadapi tegangan listrik naik turun. Hal ini biasa terjadi saat jarak antar kereta sangat jam padat di pagi dan sore hari. Namun daya tahan seperti ini tidak ditemui oleh KRL bekas asal Jepang karena saat tegangan naik turun. Ujung-ujungnya, berdampak pada padamnya pendingin udara yang sering dikeluhkan oleh pengguna KRL.
“Kami rencana desain statistik inventor 1000-2000 volt DC. Kalau kereta Jepang enggak segitu (daya ketahanan terhadap naik turun 
tegangan),” cetusnya.
#KRL Jepang : 


Rangkaian KRL KFW i9000

     Seperti yang disebutkan dalam berbagai media, KRL ini dirakit sebanyak 10 set atau 40 gerbong KRL. untuk setiap rangkaian KRL ini terdiri dari delapan kabin penumpang dan empat kabin masinis. Dua kabin masinis terletak di ujung-ujung rangkaian, sedangkan dua kabin masinis lainnya ada kabin penumpang bagian tengah, yaitu nomor empat dan lima. Desain ini berbeda dengan KRL Jepang yang hanya memiliki dua kabin masinis di ujung- ujungnya.

Design Eksterior KRL KFW i9000


      Design Eksteriornya tidak beda jauh dengan KRL Produksi PT. INKA sebelumnya, KRL-I Prajayana. Cuma bagian muka KRL saja yang terlihat berbeda. Perbedaan yang mencolok adalah banyaknya lampu pada KRL KfW ini. Jika dihitung ada 12 buah lampu baik lampu semboyan atau Headlight yang menempel di muka KRL ini.






Design Interior KRL KFW i9000

       Namun perbedaan mencolok dapat dilihat di Interior rangkaian. Berbagai macam Inovasi telah dilakukan INKA dalam menggarap Interior KRL ini. Bangku yang pada KRL-I menggunakan bahan fiber telah diubah menjadi berbahan sofa demi kenyamanan penumpang. Penumpang yang berdiri pun dimudahkan dengan adanya Hand Grip berlogokan INKA. Untuk mengetahui info lokasi, diatas pintu telah disisipkan Layar Monitor yang dilengkapi GPS sehingga penumpang dapat mengetahui informasi mengenai lokasi kereta berada. 


       Sebagai bentuk pengamanan, KRL ini dilengkapi suara penanda apabila pintu akan dibuka atau ditutup. Ada pula tombol darurat di dekat pintu penumpang, yang kaca pengamannya bisa dipecahkan saat kondisi darurat. Ada pula tabung pemadam kebakaran di setiap kabin penumpang.







Uji Coba KRL KFW i9000

      Selasa, 19 Februari 2013, Kereta ini mulai mengangkut penumpang meskipun dalam tahap uji coba. jalur yang dilayani tersebut adalah jalur Duri-Tangerang. 
Banyak yang berharap keberadaan KRL produksi dalam negeri ini akan memperkuat sarana kereta listrik di Jabodetabek. Kereta rel listrik (KRL) ini merupakan produk tahun 2011 dan rencananya akan dioperasikan di jalur baru Serpong-Maja.


    ”Kereta ini tidak menggantikan kereta yang sudah ada, tetapi memperkuat sarana Jabodetabek,” kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Tundjung Inderawan.

     Dua rangkaian KRL yang menjalani uji coba di Duri-Tangerang sudah mendapatkan sertifikat dan sudah melewati uji coba dinamis dan statis.
    ”Kini, KRL diuji keandalan apakah laik, baik sarana maupun terhadap sistem kelistrikan di jalur perlintasan,” katanya.

    Tundjung mengatakan, selain dua rangkaian yang tengah menjalani uji coba, pemerintah juga memesan sepuluh rangkaian KRL buatan PT Industri Kereta Api (INKA) ini.





KRL-I PRAJAYANA





       Kereta Rel Listrik Indonesia (disingkat KRL-I) adalah KRL AC pertama yang murni dirakit di Indonesia. KRL ini dirakit di PT. INKA Madiun pada tahun 2001, dan mulai beroperasi pada 2003. Pada Awalnya KRL-I sering beroperasi sebagai KRL Pakuan Ekspres dari Tanah Abang ke Bogor, namun pada tahun 2007 KRLI dioperasikan untuk KRL Lingkar Ciliwung. Dan mulai tanggal 1 Desember kemarin, KRLI dioperasikan sebagai KRL Eject Kampung-Bandan Bawah - Jakarta Kota karena penghapusan rute Ciliwung yang disebabkan oleh pemberlakuan pola Loop Line.

    Tahun 2001, PT. INKA menyelesaikan pembuatan seri KRL AC pertama buatan Indonesia, yang dinamai Kereta Rel Listrik Indonesia (KRL-I) “Prajayana”. KRL ini merupakan produk KRL AC pertama INKA berupa rangkaian prototype yang kemudian menjadi desain acuan untuk produk KRL INKA selanjutnya, yaitu KRL INKA-Bombardier atau yang dikenal dengan sebutan KRL KfW.

    KRL ini merupakan KRL INKA pertama dengan teknologi Variable Voltage Variable Frequency tipe Insulated Gate Bipolar Transistor (VVVF-IGBT) dan telah terkomputerisasi serta memiliki sistem manajemen rangkaian Train Control and Management System (TCMS) yang canggih untuk menunjang pengoperasian secara optimal. KRL ini dibangun sebanyak 8 unit (2 rangkaian), dengan formasi 4 kereta tiap rangkaiannya.

    KRL ini selalu beroperasi dengan rangkaian tunggal (1 Trainset/TS) sejak awal pengoperasiannya hingga saat ini. Rangkaian pertama (TS1) KRL-I mulai beroperasi tanggal Februari 2003 dan rangkaian kedua (TS2) pada Maret 2003. Dahulu, rangkaian TS1 berwarna jingga dan sering beroperasi sebagai KRL Serpong Ekspres atau Sudirman Ekspres. Sedangkan untuk TS2 dengan tampilan warna hijau dan ungu sering beroperasi sebagai KRL Bogor Ekspres (Boo-Thb).

30 November 2007, KRL ini beralih fungsi menjadi KRL Ekonomi AC Lingkar Jakarta lintas Manggarai – Tanah Abang – Kampung Bandan – Pasar Senen - Jatinegara – Manggarai dan sebaliknya. Tampilan KRL pun seketika berubah menjadi berwarna biru dan bernama “Ciliwung Blue Line”. Tahun 2010 sejak dibukanya stasiun Tanjung Priok untuk KRL, KRL ini juga melayani rute Bekasi – Tanjung Priok (PP). Namun ini tak bertahan lama, sejak diterapkannya pola Loop Line, KRL ini akhirnya beralih fungsi sebagai KRL pengumpan (feeder) lintas Jakarta Kota – Kampung Bandan (PP) atau Manggarai – Duri (PP). KRL ini pun diberi nama “Djoko Lelono 3” sejak tahun 2010.









     KRL ini punya banku yang unik loh, jadi serasa kaya naik bis metromini hehe... AC nya lumayan dingin, Interiornya juga lumayan bagus. Walaupun interior yang simple, tapi nggak kalah bagus sama KRL buatan Jepang. Ini interior KRL-I Prajayana :


Sekian terima kasih telah berkunjung. Maaf kalau ada kekurangan ya.. Maklum masih newbie hehe. Oke selamat berjumpa kembali di postingan berikutnya....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar